Rabu, 12 Agustus 2015

PROYEK INFRASTRUKTUR YANG JALAN PADA TAHUN 2015

JAKARTA. Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertekad untuk memenuhi janjinya di sektor infrastruktur. Mulai tahun depan, pemerintahannya akan mulai menggencarkan pembangunan infrastruktur.
Jokowi mengatakan ada beberapa infrastruktur besar yang menjadi prioritas pembangunannya pada tahun 2015 nanti. Infrastruktur besar pertama, jalan tol Trans Sumatera dan kereta Trans Sumatera.
Infrastruktur kedua, kereta api trans dan jalan tol Kalimantan. Ketiga, pembangunan jaringan kereta di Sulawesi dan Papua.
"Mulai Maret tahun depan,  trans kereta api di Sumatera akan kami mulai, kereta Papua, karena belum ada studi kelayakannya, saya minta itu segera dibuat dan diharapkan enam bulan bisa selesai sehingga bisa dikerjakan," katanya, Kamis (18/12).
Selain proyek infrastruktur tersebut, Jokowi juga janji pada tahun 2015 nanti akan mulai pembangunan proyek infrastruktur pipa. Pembangunan infrastruktur ini dilakukan untuk mempercepat proses peralihan konsumsi energi dari bahan bakar minyak (BBM) ke gas. "Baik oleh BUMN maupun kementerian, tahun depan proyek pipa gas akan dimulai," katanya.
Di samping itu, proyek pembangunan waduk pun menjadi prioritas. Upaya percepatan pembangunan waduk ini dilakukan untuk mewujudkan kedaulatan pangan di dalam negeri.
Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan mengatakan, khusus untuk pembangunan waduk, tahun 2015 nanti akan ada 13 waduk yang rencananya akan dibangun pemerintah.
Delapan di antara 13 waduk yang akan dibangun itu adalah, Waduk Keureuto di Aceh, Waduk Kariyan di Banten, Waduk Logung di Jawa Tengah, Waduk Lolak di Sulawesi Utara, Waduk Bintang Bano, Tanju dan Mila di NTB, dan Waduk Tapin di Kalimantan Selatan.
Basuki mengatakan, untuk pembangunan ke-13 waduk tersebut, pada tahun 2015 nanti pemerintah melalui APBN akan menggelontorkan dana sebesar Rp 9 triliun.
Target pembangunan waduk tersebut dalam kurun waktu tiga tahun. "Beberapa waduk, seperti Keureuto, Kariyan, Logung Desember ini sudah ditender," katanya.
Editor: Yudho Winarto dari tabloid KONTAN 

Sabtu, 08 Agustus 2015

SEKILAS TENTANG DUNIA PENDIDIKAN KITA

HALLOOOO ...... pak menteri 
1. Sampai saat ini (Selasa, 28 Juli 2015), blangko ijazah SMK/SMA/MA dan SKHUN belum diterima oleh pihak siswa.
2. Padahal pengumuman kelulusan sdh diumumkan sejak tgl. 15 Mei 2015
3. Alasan : Karena blangko ijazah/SKHUN dicetak oleh Kementrian (Kemdikbud), didistribusikan ke disdik Provinsi ~ ke disdik kab/kota ~ satuan pendidikan masing-masing ~ baru ke peserta didik 
4. Akibatnya : panjang rentang kendali pencetakan ijazah & SKHUN ini, jadi sangat lama diberikan ke satuan pendidikan, Jika sudah diberikan ke satuan pendidikan maka BUTUH WAKTU untuk penulisan ijazah tersebut, diakui atau tidak dari tahun ke tahun masalah LAMANYA DISTRIBUSI ijazah ini belum mengalami perbaikan, bahkan tahun pelajaran 2014/2015 ini semakin lama saja.
SOLUSI :
1. Apa salahnya agar lebih cepat pencetakan ijazah ini bisa langsung diserahkan ke disdik kab/kota atau setidaknya ke disdik provinsi
2. Kemdikbud cukup mengeluarkan JUKNIS nya saja
3. Juknis pencetakan ijazah dikeluarkan SEBELUM pelaksanaan Ujian Sekolah/Ujian Nasional, sehingga ijazah bisa dicetak LEBIH AWAL dan bisa langsung diserahkan ke satuan-satuan pendidikan
4. Pada saat pengumuman kelulusan, peserta didik bisa langsung menerima ijazah dan SKHUN bukan lagi Surat Keterangan Kelulusan, MAKLUM banyak alumni yang sdh bekerja & melanjutkan studi ke luar kota ~
HARAPAN :
Semoga tahun depan akan lebih baik lagi ~ Wassalam. Dede Rismunandar ~ Pemerhati Pendidikan




PERBEDAAN SEKOLAH NEGERI & SWASTA :
1. Tingkat perhatian dan perlakuan guru terhadap murid di kelas
Semua peserta didik di sekolah negeri mendapatkan perlakuan yang sama tanpa memperhatikan minat dan bakatnya. Sementara di sekolah swasta perhatian terhadap perkembangan dan kemajuan prestasi peserta didik lebih menonjol. Hal ini disebabkan karena pada umumnya jumlah peserta didik di sekolah negeri jauh lebih banyak daripada di sekolah swasta. Wajar jika sekolah negeri kewalahan jika harus memonitor satu-satu peserta didiknya.
2. Guru atau pengajar
Di sekolah negeri, hampir semua guru dan karyawan yang bekerja berstatus sebagai pegawai negeri sipil yang pendapatannya jauh lebih tinggi ketimbang mereka yang bekerja di sekolah swasta. Hal ini juga merupakan sebuah faktor yang mempengaruhi jumlah guru di sekolah swasta. Tidak sedikit sekolah – sekolah swasta yang ada di negeri ini kekurangan guru. Persoalan seperti ini tidak bisa dianggap sepele karena akan berpengaruh terhadap kualitas siswa.
3. Pola Pengajaran serta Program dan kurikulum
Sekolah negeri, dengan SSN, mau tidak mau harus menggunakan Kurikulum Nasional yang telah distandarisasi oleh Kemdikbud, sedangkan sekolah swasta internasional umumnya menggunakan kurikulum internasional sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikannya, seperti kurikulum Cambridge, New York, Australia, New South Wales, dan Singapura. . Tentu saja karena ada perbedaan tujuan, konten, dan strategi pembelajaran antara kurikulum kita dengan kurikulum internasional.
4. Cara belajar
Murid di sekolah swasta pavorit banyak melakukan diskusi dengan guru, presentasi di depan kelas, berdebat dan beradu argumentasi. Hal ini menyebabkan murid sekolah swasta pandai dalam menyampaikan pendapatnya
Sementara murid sekolah negeri belajar dengan cara menghafal dan memahami materi dengan mendengarkan guru dan membaca textbook. sehingga murid sekolah negeri susah menyampaikan pendapatnya dikarenakan cenderung pasif dalam belajar. Tapi tidak semua demikian, ada sekolah negeri yang melakukan KBM dengan diskusi, presentasi, berdebat/berargumentasi, dan observasi kok ...
5. Persepsi masyarakat
Persepsi tersebut umumnya berdasar pada kualitas output atau kelulusan siswa suatu sekolah. Akibatnya, pada proses pendaftaran siswa baru sebaran nilai tidak merata, karena pemegang nilai tinggi terkonsentrasi pada sekolah negeri favorit.
Akan tetapi keberhasilan sekolah tidak tergantung pada input siswa. Hal itu semua bergantung pada pihak sekolah dalam mengelola kurikulum dan proses pengajaran.
6. Gengsi orang tua
Orangtua hanya berpikir bahwa sekolah negeri memberikan gengsi bagi anak-anaknya. Karena itulah, para orangtua memaksakan dengan berbagai cara untuk anaknya bisa diterima di sekolah negeri.
Tidak selalu sekolah swasta atau yang non favorit nilainya kalah dengan sekolah negeri yang dikenal favorit.
7. Kualitas Output
Output pendidikan dalam arti kualitas nilai akademik siswa yang dihasilkan oleh sekolah swasta biasanya-kita tidak perlu menutup mata akan hal ini, lebih baik dibandingkan dengan sekolah negeri. Sekolah-sekolah andalan peraih medali dalam olimpiade sains internasional mayoritas dari sekolah swasta dengan BUDAYA AKADEMIK yang kuat.
8. Segi financial atau biaya pendidikan
Hal inilah yang mendorong para orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah negeri karena biaya pendidikannya yang relatif terjangkau. Maklum, dari data BPS disebutkan bahwa 31,02 juta (13,33 persen) penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan.
9. Jumlah murid
Sekolah negeri yang memiliki biaya SPP yang lebih murah bahkan gratisss , tentunya akan menarik perhatian banyak orang tua murid yang berasal dari golongan menengah ke bawah untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah negeri. Berbanding terbalik dengan sekolah swasta yang tentunya akan memiliki jumlah murid lebih sedikit dikarenakan biaya yang harus dikeluarkan lebih mahal. Sisi positif yang kita dapatkan dengan sedikitnya jumlah murid, maka proses belajar mengajar akan terfokus dengan jumlah murid yang ideal di setiap kelasnya. Sedangkan sisi positif yang kita dapatkan dari sekolah negeri adalah adanya kesempatan bagi semua orang untuk mendapatkan pendidikan yang layak dengan biaya yang terjangkau.
10. Sarana dan prasarana dan fasilitas
Dampak positif yang dimiliki sekolah swasta dengan pemungutan biaya bangunan ini adalah terpenuhinya seluruh fasilitas, sarana dan prasarana yang diperlukan murid untuk mengembangkan minat dan bakat. Sedangkan untuk sekolah negeri, nilai plus yang dimiliki adalah bangunan sekolah yang luas dan besar tanpa harus membayar uang bangunan.
Sesuatu yang berkualitas memang tidaklah murah. Fasilitas kelas VIP adalah konsekuensi logis dari biaya pendidikan yang mahal di sekolah swasta. Fasilitas di sekolah swasta bisa jadi sangat lengkap. Mulai dari ruangan kelas ber-AC, laboratorium, fasilitas olahraga, hingga halaman parkir yang luas. Branding sekolah swasta juga dapat melalui hal ini, karena prinsip sektor swasta yang mengutamakan pelayanan prima dan kepuasan untuk customer-nya. Sedangkan sekolah negeri memiliki fasilitas yang standar untuk keberlangsungan kegiatan belajar mengajar.
11. Status
Tentu saja faktanya di negeri kita sekolah “secara tidak sengaja” lebih cenderung terklasifikasikan menjadi kelas-kelas, yaitu (1) sekolah berkualitas baik, (2) sekolah berkualitas sedang, dan (3) sekolah berkualitas rendah, tidak peduli apakah sekolah tersebut berstatus sebagai sekolah negeri atau swasta ..
(Tulisan ini terinspirasi ketika saya datang ke sebuah SD negeri, dengan fasilitas standar, sampah berserakan, air tidak ada, penjaga sekolah juga tidak ada, bahkan pagar keliling juga tidak ada Vs Sebuah SDIT dengan segala kelebihannya, kenapaaa banyak orang tua dari kalangan menengah keatas menyekolahkan putra putrinya ke sekolah swasta pavorit ?????? )