Senin, 11 Juni 2018

Berbagi pengalaman karier Arsitek

Di-tag: , ,
Topik ini mengandung 2 balasan, memiliki 2 suara, dan terakhir diperbarui oleh Haries Haries 6 hari, 15 jam yang lalu.
Melihat 3 tulisan - 1 sampai 3 (dari total 3)
  • Penulis
    Tulisan-tulisan
  • #6013
    Haries
    Haries
    Keymaster

    Apa benar profesi Arsitek susah Kaya?

    Artikel Arsitektur – Pernyataan apabenar profesi arsitek susah kaya pernah saya baca entah di artikel online atau majalah atau di obrolan arsitektur di medsos. Pernyataan tersebut ada lanjutannya, jadi lengkapnya seperti ini:
    “Ada kabar buruk dan kabar baik untuk profesi arsitek, yang menjadi kabar buruk dari profesi ini adalah profesi arsitek susah “kaya” tetapi kabar baiknya adalah susah “miskin”.
    Apasih tolak ukur kesuksesan profesi seorang arsitek? ada bincang-bincang yang mengatakan, mungkin kalau dinilai dengan keberhasilan secara financial, arsitek adalah profesi terendah nomer dua jika diukur dari keberhasilan financial.
    “Apabenar seperti itu?”
    Nah, kalau bicara karier rekan-rekan lulusan arsitek, ternyata tidak sedikit yang memilih karier diluar latar belakang akademis.
    Banyak lulusan arsitek berkarir di perbankan, marketing, stasiun TV, radio, pengusaha dan lain sebagainya.
    Pilihan karier memang membutuhkan pasion dan komitmen. Jalur karir yang Anda pilih saat ini mungkin salah. Sebab, banyak orang butuh waktu untuk mengetahui pekerjaan apa yang pantas dijalani selama beberapa tahun ke depan.
    Artikel Arsitektur_Kunci sukses
    “Jadi kalau diambil kesimpulan secara garis besar, seorang sarjana arsitektur memiliki tiga pilihan karir untuk masa depannya, yaitu menjadi arsitek professional, arsitek non professional (akademisi), atau berkarir di luar bidang arsitektur.”
    Ketrampilan dan pengetahuan kewirausahaan adalah menjadi sesuatu yang mutlak diperlukan jika seorang arsitek melangkah lebih lanjut di profesi ini.







    Arsitek Pengusaha

    ARSITEK PENGUSAHA, MEMBUKA LAPANGAN KERJA LEBIH LUAS

    Selamat hari Rabu sedunia kawan!
    Dibalik maraknya ‘intimidasi’ kepada para Arsitek dengan julukan Tukang Gambar, tak bisa dipungkiri bahwa banyak lulusan sarjana Arsitektur yang berkontribusi terhadap bangsa ini dalam hal perluasan lapangan kerja.
    Betapa tidak, seorang Arsitek sejatinya adalah seorang perencana. Pola pikir Arsitek seiring dengan makin banyaknya menangani proyek, semakin matang dalam menjalankan bisnisnya sendiri.
    Dengan kata lain, pada titik tertentu dalam karirnya, sudah lazim bagi seorang Arsitek membangun bisnisnya sendiri.
    Project Manager
    Dan asiknya, menurut hasil survey yang dilakukan Tim arsdesain.com, kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa bidang usaha yang dijalankan seorang Arsitek di Indonesia tercinta ini cukup beragam.
    Kita menemukan fakta, pimpinan perusahaan (Bisnis Owner) dengan latar belakang sebagai Arsitek, dalam bidang:
    • Biro Arsitek
    • Kontraktor
    • Interior Furnishing
    • Dosen
    • Guru
    • Supplier produk Arsitektur
    • Supplier produk Interior
    • Penulis, Blogger
    • Bisnis Restaurant
    • Bisnis Perhotelan
    • Bisnis produk Fashion
    • Pejabat pemerintahan (ataupun Politik)
    • Perbankan
    • Pembicara Seminar/Motivator
    • Drafter/3D Artist Profesional
    • Photographer Professional
    • Dan lainnya
    “Kemampuan seorang Arsitek dalam hal perencanaan dengan berbagai disiplin ilmu membuat fleksible dalam membuat sebuah start up Bisnis.”
    Ditambah lagi relasi dan networking yang terbentuk dari berbagai strata profesi diantaranya:
    • Tukang bangunan,
    • tukang furniture,
    • tukang finishing,
    • marketing & supplier,
    • rekan sesama bisnis,
    • klien-klien dari bidang usaha yang beragam.
    Ini adalah potensi terbukanya lapangan kerja baru dimasa yang akan datang.
    Namun, kita perlu garis bawahi disini adalah, pentingnya mengamalkan ilmu kearsitekturan baik di bangku kuliah sampai dunia kerja untuk kemashlahatan ummat. Dalam hal ini bangsa Indonesia.
    “Many architects are becoming a business owner. When you start a new business, what business is suitable for an Architect launch into a business owner?”
    (If the choice is not a business in Architecture)

    Apapun langkah karir berikutnya yang akan dipilih, semoga Anda meraih kesuksesan.
    Mungkin ada rekan-rekan Arsitek mau sharing pengalamannya sebagai Bisnis Owner. Misalkan jadi Juragan Tomat, Musisi atau lainnya 
    Salam sukses Mulia. 











    Menjadi Freelancer

    Langkah-langkah untuk menjadi Freelancer

    Pernahkah terlintas di benak Anda salah satu pertanyaan berikut ini?
    • Bosan melakukan rutinitas sehari-hari sebagai karyawan ?
    • Jenuh dengan aturan-aturan  pegawai yang kadang ‘aneh’ ?
    • Merasa kemampuan skill nya tidak terpakai di perusahaan?
    • Kemampuan terbaik tidak bisa tersalurkan karena job description yang tidak sesuai?
    • Bingung harus bagaimana?
    • Timbul pikiran ingin beralih menjadi freelancer?
    • Takut apakah bisa menjadi Freelancer?

    Tentu bisa kalau anda mau mencoba. Saya ingin berbagi pengalaman saya melakukan transisi dari pegawai ke freelancer yang mungkin alurnya seperti berikut:

    Niat yang benar

    Niat adalah penting untuk memulai suatu pekerjaan.
    Akan berbeda-beda tentunya.
    Untuk sekedar sharing, niat saya memilih menjadi Freelancer adalah untuk meningkatkan kualitas Ibadah. Ibadah disini adalah dalam arti luas (Penjelasannya akan memerlukan artikel tersendiri)

    Riset Pasion dan peluang  Freelance

    Sebelum Anda melepas pekerjaan anda tentukan pilihan karir freelancer Anda terlebih dahulu secara mantap. Apakah membuka took online, designer, agen tiket , freelance dalam bidang jasa lainnya, dll.

    Persiapkan diri Anda

    • Siapkan  diri anda untuk membangun ‘Brand’ Anda.
    • Cari pekerjaan freelance yang dapat  diselesaikan dengan baik dalam waktu yang singkat.
    • Siapkan Portofolio

    Asah Skill sebagai Freelancer

    • Belajar tentang bagaimana mendapatkan proyek,
    • Menghitung Rencana Anggaran Pengeluaran (RAP) Proyek,
    • Surat menyurat,
    • Cara membuat kontrak kerja.,
    • Strategi alur system pembayaran

    Siapkan Mental

    Menjadi freelancer untuk sebagian kita, adalah tahapan paling susah karena beradaptasi hidup dari gaji bulanan menjadi bayaran per proyek.

    Social Branding

    • Social Brand untuk mendapatkan proyek.
    • Perlu pertimbangkan serius memiliki website
    • Kartu nama, portofolio
    • Aktif di Social Media
    • Rajin blogwalking untuk meningkatkan pengunjung website Anda
    • Promosi secara Off line tidak kalah penting
    • Banyak Silaturahmi = Banyak Rezeki
    • Perbanyak Shadaqah
    • Ber Do’a dan selalu perbarui niat Freelance untuk perbaikan kualitas Ibadah secara luas

    Semangat dan Terus Belajar

    • Jangan cepat menyerah,
    • Belajar dari tiap kesalahan bila perlu belajar dari kesalahan orang lain
    • Perkuat Brand
    Itu saja sharing saya di artikel ini, baca juga artikel : Freelance Designer







    Freelance Designer

    Semakin hari, semakin banyak Designer yang selain bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan, juga mempunyai profesi sebagai Freelance designer.
    Hal tersebut tidak bisa disalahkan. Ibarat seorang dokter yang mempunyai pasien setia, begitu pula hal nya profesi Designer. Walaupun sudah terikat kerja diperusahaan, tetap saja ada ‘order’ dari Klien yang meminta jasa nya.
    Maka, seperti kata bijak yang sering kita dengar: “Janganlah Menolak Rezeki.” Seorang Designer akan melaksanakan tugas nya sebagai tanggung jawab moral atas profesi keahlian yang dimilikinya.
    Profesionalitas harus dijunjung tinggi. Utamakan pekerjaan sebagai karyawan di tempat kerja sebagai skala prioritas tertinggi. Kalau tidak bisa, sebaiknya sudah saat nya menjadi Profesional Freelancer sesuai keahlian Anda.
    Ingat: “Jangan meludah di sumur yang air nya engkau minum.”
    Jadi tidaklah mudah untuk seorang Designer yang ‘seniman’ menjalankan profesi sebagai pekerja Freelance. Sebaiknya pertimbangkan untuk secara full time menggeluti profesinya.
    Apapun pilihannya, Designer harus mempunyai dan menjalankan profesinya dengan manajemen yang baik.
    Sebagai seorang Freelance Designer, penerapan Manajemen adalah sangat penting untuk mencapai keberhasilan.
    Designer yang dimaksud disini adalah bisa dari berbagai disiplin ilmu:
    • Arsitek
    • Interior Designer
    • Graphic Designer
    • Seniman / Pengrajin
    • Dll
    Setidaknya ada Lima elemen Manajemen yang perlu dipahami seorang designer. Elemen-elemen Manajemen tersebut adalah sebagai berikut:
    1. PLANNING
    2. ORGANIZING
    3. STUFFING
    4. DIRECTING
    5. CONTROLLING
    berikut kita coba uraikan satu-persatu kelima elemen tersebut:
    1. PLANNING 
    Dalam tahapan ini perlu adanya perencanaan yang matang pada awal sebelum project dimulai. Perencanaan meliputi:
    • Time Planning. Meliputi pembuatan timeline project berkordinasi dengan klien. Timeline dibuat secara detail mulai dari proses Cek Site, pengumpulan data kebutuhan Klien, konsep, desain, gambar kerja, sampai proses produksi. Tergantung dari permintaan klien. Yang pasti disini terlihat profesionalisme kita para desainer dalam menghargai waktu dan deadline.
    • Work Planning. Meliputi penentuan workflow yang jelas. Tahapan detail dengan sistem approval setiap tahapan dengan Klien.
    • Financial Planning/Budgeting. Sering disebut quotation yaitu penawaran harga. Mesti dihitung secara detail penggabungan antara design fee dengan ongkos/biaya lain seperti kertas, print, pembuatan 3D Image, BESTEK, mock-up, fotografi, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan desain yang dibuat. Hal ini dimaksudkan agar jangan terjadi kerugian secara finansial bagi desainer itu sendiri. Karena material dan biaya.ongkos seperti diatas itu TIDAK TERMASUK ke dalam design fee.
    2. ORGANIZING
    Mengatur semua elemen-elemen dalam proyek tersebut. Siapa-siapa saja yang bertanggungjawab dalam project tersebut.
    3. STUFFING
    Memaksimalkan segala fungsi-fungsi team yang ada. Distribusi, , 3D Image artist, Drafter. Kalau pun pada akhirnya seorang desainer itu mengerjakan semua, maka harus dihitung tenaga dan waktu yang dikeluarkan.
    4. DIRECTING
    Seorang desainer harus mampu mengarahkan, mengatur, dan memotivasi Tim nya dan juga diri sendiri dalam sebuah project guna tercapaikan tujuan project tersebut yang yang pada akhirnya akan menjadi sebuah solusi untuk masalah yang dihadapi.
    5. CONTROLLING
    Ini yang sering dilupakan. Buatlah sebuah form checklist dalam setiap project untuk menghindari kesalahan-kesalahan kecil. .
    Selain penerapan lima elemen Manajemen tersebut, seorang Freelance Designer juga harus mempunyai Strategi Marketing dengan dimulai dari perencanaan Marketing Plan yang tepat.


     ______________________________________________

     
     https://arsdesain.com/memilih-jasa-arsitek/

    Memilih Jasa Arsitek Kok Coba-coba?

    Memilih Jasa Arsitek
    Memilih Jasa Arsitek sangat krusial. Banyak kerugian proyek pembangunan dikarenakan salah dalam langkah awal ini. Patut diketahui tidak hanya para pengguna jasa arsitek bahkan para arsitek pun penting mengetahui informasi ini.

    Apakah Penting Mendalami Cara Klien Melihat dan kemudian memutuskan untuk memilih jasa Arsitek?

    Ini adalah hasil wawancara dengan seorang klien. Bagaimana cara klien memandang, menganalisa hingga memutuskan untuk memilih jasa Arsitek.
    “Apa pentingnya? Mari kita simak dan kita akan dapati bahwa ini adalah ilmu yang perlu kita pelajari.”
    Berikut ini hasil wawancara. Nama klien tidak mau dipublikasikan.
    Beliau memulai dengan pernyataan bahwa Arsitek itu unik.
    Arsitek itu ‘makhluk setengah’.
    Dibilang seniman, memang benar sekali Arsitek itu seniman.

    Akan terapi sebagian besar pekerjaannya dibidang teknis.
    Ilmu teknik bangunan berikut utilisas bangunan, penguasaan material bahan bangunan, bahkan dituntut berwawasan lingkungan dalam artian peka dan memahami kebudayaan dan aspek-aspek lingkungan dimana proyek akan dibangun.
    “Kelakuan mereka juga beragam. Ada yang sangat fleksible dalam mengerjakan proyek, dalam artian bisa mengikuti apapun keinginan klien.”
    Ada juga yang idealis, merasa klien sebelumnya sudah memahami karakter design sang Arsitek, baru bisa ada kerjasama.
    Baca juga:
    Emang Penting gitu jasa Arsitek?
    Jasa Arsitek = Keuntungan pemilik Rumah

    Memilih jasa Arsitek sangatlah menantang

    Berdasarkan pengalaman saya, memilih Arsitek, sangat menantang. Karena kita tidak bisa ‘menguji coba’ produk akhir selama proses wawancara

    Mendapatkan jasa Arsitek yang tepat perlu proses yang terkadang butuh waktu lama.
    Hal yang paling penting untuk dilakukan pertama adalah menemukan seorang arsitek yang mempunyai gaya design, taste dan temperamen sesuai dengan keinginan kita.
    Karena dia akan menjadi orang yang bisa memberi kesan konkret pada gagasan kita dan membantu menciptakan rumah idaman.”
    Kita mungkin saja dengan mudahnya dapat menyusun daftar puluhan bahkan ratusan jasa arsitek.
    Tapi kemudian tidak semua dari mereka mengkhususkan diri dalam membangun rumah desain khusus dengan standard yang kita idamkan.
    Selain itu, mereka yang berada di segmen niche ini perlu memiliki kepekaan dan yang sama yang ingin kita wujudkan.
    Jadi itu berarti sedikit pencarian lebih dalam untuk orang yang tepat untuk pekerjaan kita.
    “Hanya menemukan jasa Arsitek yang siap mengerjakan proyek, tidak akan menjadi akhir pencarian.”
    ‘Tanya mbah Google’ dan dalam hitungan detik mesin pencari akan menampilkan daftar ratusan situs arsitek.
    Kita juga harus memeriksa beberapa karyanya yang telah dia jalankan dan kalau memungkinkan, kunjungi rumah-rumah tersebut untuk merasakan gaya dan kepekaannya.
    Namun kita biasanya menemui kesulitan untuk mengunjungi bangunan khususnya rumah tinggal yang sudah dihuni.
    Akan lebih baik minimal ada proyek yang sedang berjalan.
    Lebih penting lagi dia harus bekerja dengan lokasi yang dekat dengan proyek, usahakan Kota yang sama.
    Sehingga mereka dapat mengunjungi lokasi dan mengawasi sementara pembangunan sedang berlangsung.
    “Sebelum mulai mengumpulkan daftar arsitek, penting bagi kita untuk mendapatkan pengetahuan yang benar tentang bagaimana memilih arsitek yang tepat.”
    Pertanyaan apa yang harus diajukan kepadanya.
    Bagaimana cara menilainya dan juga memahami bagaimana arsitek melakukan pengisian untuk sebuah proyek.
    Ini akan menjadi panduan yang sangat berguna bagi kita.
    Apakah seorang arsitek mulai membuat perencanaan tanpa memikirkan banyak aspek?
    Saya rasa tidak!
    Agar mendapatkan desain yang kita idamkan, harus dengan proses prarencana, dalam artian proses desain.
    Biasanya kita bersama Arsitek, membahas rincian rencana, dengan berbagai data untuk kemudian Arsitek presentasikan dalam proses desain.
    Semakin besar rinciannya, semakin besar kemungkinan kita berhasil dalam mencapai desain yang diidamkan.
    JIKA ANDA MENCARI ARSITEK YANG ANDA BAYAR BACA INI:

    1. Kunjungi kantor arsitek.

    Sebuah kantor arsitek bisa mengatakan banyak tentang estetika dan kreativitas desain mereka.
    Kantor arsitek yang tidak terorganisir bisa jadi bendera merah.
    Seorang arsitek harus mengatur ratusan, jika bukan ribuan informasi, dan sebuah kantor yang tidak terorganisir mungkin merupakan bendera merah besar.
    Tanyakan arsitek Anda apakah mereka menggunakan perangkat lunak 3D (jawabannya harus ‘ya’) Arsitek berkomunikasi dengan gambar dan juga kata-kata.
    Lihatlah gambar arsitek dan ajukan pertanyaan tentang mereka.
    Satu set lengkap gambar konstruksi mencakup spesifikasi.
    Tidak semua informasi arsitektural dikomunikasikan dalam gambar.

    2. Lihatlah situs arsiteknya.

    Dimasa era digital ini, website sudah menjadi hal yang umum digunakan penyedia jasa, Tak terkecuali jasa Arsitek.
    Sebuah situs web yang dirancang dengan baik dan terorganisir dengan baik dapat mengkomunikasikan bahwa seorang arsitek terorganisir dan dapat mengumpulkan informasi dalam format yang jelas.

    3. Jaringan & Wawasan

    Cari tahu seberapa baik arsitek bekerja dengan disiplin ilmu lainnya, seperti kelistrikan dan plumbing bahkan peratiran Kota misalnya.
    Jadi luangkan waktu untuk memilih seorang arsitek yang baik.
    Pemilihan seorang arsitek bisa menjadi proses yang panjang dan rumit dan bisa juga singkat.

    4. Tanya dan kunjungi referensi proyek.

    Misalnya proyek kita adalah bangunan komersial, apakah ada referensi untuk pekerjaan serupa?
    Jadi jika semua referensi itu suam-suam kuku, hati-hati.
    Juga berhati-hatilah jika perusahaan menunjukkan banyak proyek seperti proyek yang mau Kita bangun, namun tidak satu pun proyek tersebut termasuk dalam referensi.
    Itu bisa jadi pertimbangan.
    Akan menjadi tanda tanya besar jika arsitek tidak bisa memberikan referensi untuk proyek yang relevan.
    Untuk sebagian besar proyek, kita ingin Arsitek berkontribusi dalam proses pembangunan proyek.
    Mungkin dalam peran Quality Control.

    5. Apakah Arsitek mendengarkan dan memahami kekhawatiran Anda?

    Dengankatalain, ada kecocokan atau ‘nyambung’ dalam berkomunikasi.
    Proyek kita tidak akan berhasil jika arsitek tidak mengerti kebutuhan kita.
    “Ini adalah proyek kita, visi Kita”.
    Arsitek harus meningkatkan hasil akhir sebuah karya, bukanlah hanya membajak, penglihatan kita.
    Demikian hasil wawancara singkat yang bisa sedikit membuka wawasan kita terhadap pola pikir calon klien dalam mencari dan memutuskan memilih jasa Arsitek.
    Pastinya banyak sekali tipe-tipe calon klien dalam cara mengambil keputusan. Ini adalah hanya salah satu contohnya.
    Mungkin ada yang ingin menambahkan atau memberi komentar? Itu adalah sesuatu yang sangat berharga untuk menambah wawasan Kita bersama.
    Semoga bermanfaat.
    Sumber : berbagai sumber google.com




    ________________________________________________





     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar