PENYEGARAN K13 SPEKTRUM BARU 2017
"WORKSHOP DAN BINTEK PENGEMBANGAN K13 SPEKTRUM BARU 2017 SMK DAN PEMBUATAN BAHAN AJAR DI SMKN 4 KENDAL"
Oleh : Edy Siswanto
Sebagai
sekolah model yang mempunyai imbas dan binaan terhadap sekolah yang
lain SMK Negeri 4 Kendal adalah tiga dari SMK Negeri di Kabupaten Kendal
yang ditunjuk pemerintah untuk menerapakan kurikulum tahun 2013 yang
disingkat K13. Belum semua sekolah memahami utuh apa itu K13. Jangankan
sekolah yang belum menerapkan K13, yang sudah saja belum tentu telah
memahaminya dengan utuh.
Sampai sekarang pelatihan K13 terus
dilakukan oleh pemerintah namun dengan sangat terbatas bagi guru inti
dan guru sasaran yang telah ditunjuk dengan keterbatasan dana dari
pemerintah belum semua sekolah yang menerapkan K13 tercover dan
mendapatkan pelatihan K13.
Pemerintah mendorong semua sekolah
untuk menerapkan K13 termasuk untuk tahun pelajaran 2017/2018 sekolah
yang masih menerapkan K2006 untuk segera migrasi ke K13.
Di awal
tahun pelajaran 2017/2018 pemerintah besar-besaran dalam mengupgrade
pelaksanaan K13 bagi guru sasaran di sekolah-sekolah. Walaupun belum
sekolah mendapatkan jatah dan bagiannya.
Dalam hal ini guru
sebagai ujung tombak pelaksanaan pembelajaran di sekolah sangat
strategis keberadaannya. Pemahaman Implementasi K13 mutlak perlu
dikuasainya.
SMK Negeri 4 Kendal sejak tahun 2013 menerapkan K13
perlu diupgrade pemahamannya. Ditambah lagi K13 terus mengalami
perubahan dan penyempurnaan beberapa kali terakhir revisi di akhir 2016
yang disebut K13 spektrum baru 2017 untuk SMK.
Konsekuensi
perubahan K13 dari spektrum dan struktur kurikulumnya berakibat terhadap
perubahan baik durasi jumlah jam, keterkaitan materi dan mapel, maupun
peristilahan juga konten RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
memerlukan pengkajian dan pemahaman sendiri.
Dengan sering
terjadinya perubahan kurikulum menjadikan kebingungan bagi guru sebagai
pelaksana dilapangan. Sementara dalam waktu dekat tahun pelajaran
2017/2018 akan segera masuk dari mulai pembuatan RPP, silabus,
prota-promes dan bahan ajar pentingnya memerlukan penyamaan persepsi dan
pemahaman untuk bisa dijalankan.
Berangkat dari hal tersebut
diatas dan merespon keinginan sebagian besar guru di SMK Negeri 4 Kendal
yang sudah menerapkan K13 sejak tahun 2013 yang mana sebagian besar
belum mendapatkan materi pelatihan dan pengetahuan tentang K13
berinisiatif untuk mengadakan workshop dan bintek internal K13 spektrum
baru tahun 2017 dan pembuatan bahan ajar dengan biaya mandiri dari
sekolah untuk para guru.
Peserta gratis tidak dipungut biaya dan
mendapatkan ilmu dan sertifikat yang akan dihitung dengan nilai angka
kredit satu dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Kegiatan semacam ini jika peserta ikut mandiri diluar tentu berbiaya mahal apalagi sampai tiga hari.
Kegiatan
diikuti oleh seluruh guru yang ada di SMK Negeri 4 Kendal baik PNS
maupun GTT yang berjumlah 76 guru selama tiga hari penuh dimulai sejak
tanggal 6 Juli sampai 8 Juli 2017 mulai pukul 08.00 sampai 16.00 karena
padatnya materi yang disampaikan.
Narasumber Sulistyo, S.Pd., MM Kepala BP2MK Wilayah 1 Semarang dan pengawas SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Adapun
materi meliputi spektrum K13 versi 2017, struktur K13 versi 2017,
penyusunan silabus, Kompetensi inti dan kompetensi dasar (KI-KD) SMK,
penyusunan prota-promes penyusunan EDS (evaluasi diri sekolah), pedoman
dan penyusunan revisi dan validasi pengembangan KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan), sinkronisasi kurikulum implementatif produktif
dengan Dudi, pengaturan dan pembagian jumlah jam perjurusan, bintek
tugas mandiri terstruktur yang meliputi cara pembuatan silabus KI-KD,
prota-promes, RPP dan bintek mandiri pembuatan bahan ajar. Dengan durasi
waktu kurang lebih total 33,5 jam.
Harapanya setelah kegiatan
workshop ini ada hasil output lebih dini kesiapan, kesamaan dan
keseragaman baik dokumen maupun pelaksanaan strategi pembelajaran di
sekolah diawal tahun pelajaran berupa administrasi agenda pembelajaran
dari mulai struktur kurikulum, slabus, KI-KD, RPP, dan bahan ajar
sehingga guru memiliki kesiapan lebih dan pede dalam mengawali
pembelajaran diawal tahun. Juga membantu dalam pemenuhan dokumen dua dan
tiga penyusunan revisi dan validasi KTSP tahun 2017.
Paradigma perubahan K13 versi 2017
Sebagaimana
diketahui menurut infokemendikbud.com tentang Penjelasan Singkat
Perbedaan RPP K13 Edisi Revisi 2017 Dengan RPP K13 Revisi sebelumnya
Ada yang menyatakan sekilas Revisi K13 Tahun 2017 tidak terlalu signifikan.
Namun
bagi guru dilapangan perubahan ini harus mampu diikuti jika tidak mau
dikatakan ketinggalan jaman. Jika dilihat fokus ada di peningkatan
hubungan atau keterkaitan KI-KD.
Sedangkan dalam pembuatan RPP
K13 revisi 2017, ada istilah empat macam yang harus diintegrasikan dalam
pembelajaran yaitu : Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Literasi, 4C,
dan HOTS sehingga perlu kreatifitas guru untuk meramunya.
Penguatan
Pendidikan Karakter dalam pembelajaran ada lima yaitu: religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. perlu
mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan
berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah
dilaksanakan di sekolah.
Pengintegrasian dapat berupa : Pemaduan
kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah
(masyarakat/komunitas); Pemaduan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler;
Pelibatan secara serempak warga sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pendalaman dan perluasan dapat berupa :
Penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa,
Penambahan
dan penajaman kegiatan belajar siswa, dan pengaturan ulang waktu
belajar siswa di sekolah atau luar sekolah. Penyelerasan dapat berupa
penyesuaian tugas pokok guru, Manajemen Berbasis Sekolah, dan fungsi
Komite Sekolah dengan kebutuhan Gerakan PPK. Khusus untuk PPK merupakan
program yang rencananya akan disesuaikan dengan 5 hari belajar atau 8
jam sehari sedangkan untuk 2 hari merupakan pendidikan karakter dengan
berkumpul agar lebih dekat anak dan orang tua dirumah.
Dalam
pembelajaran seiring abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative and
inovative, Critical thinking and Problem Solving, Communicative, dan
Collaborative); inilah ruh yang ingin dituju dengan K-13, bukan sekadar
transfer materi.
Pentingnya penguasaan 4 C dalam pembelajaran
khususnya di Abad 21, dimana dunia berkembang dengan sangat cepat dan
dinamis. Penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting, 4 C adalah
jenis softskill yang pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat
ketimbang sekadar pengusaan hardskill.
Literasi sendiri adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas
melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak,
menulis, dan/atau berbicara.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang
hayat melalui pelibatan publik.
Literasi lebih dari sekadar
membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan
sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan
auditori.
HOTS (Higher Order Thinking Skill) dalam pembelajaran
adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan
berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
K13
menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan
peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan.
Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan
kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah
konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil
keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi merupakan
kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.
Maka tidak
mungkin lagi menggunakan model/metode/strategi/pendekatan yang berpusat
kepada guru, namun kita perlu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran
(Active Learning).