Sabtu, 13 Oktober 2018

SERTIFIKASI TENAGA KONSTRUKSI


Erwin Aksa: Seluruh Pekerja Konstruksi Harus Tersertifikasi
Januari
25
/ 2018
14:25 WIB
Oleh : Yanita Petriella & Irene Agustine
Share this post :

Erwin Aksa: Seluruh Pekerja Konstruksi Harus Tersertifikasi
Pekerja konstruksi saat peresmian Pembukaan Percepatan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (19/10). - ANTARA/Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa mendorong agar seluruh pekerja konstruksi yang berada di lapangan harus tersertifikasi sesuai dengan bidang mereka.

Hal tersebut disampaikan Erwin merespons banyaknya kasus kecelakaan konstruksi pada proyek pembangunan nasional. Terakhir, pada Senin (22/1/2018) box girder bentang P28-P29 di area kerja proyek kereta api ringan (light rail transit/LRT) Velodrome—Kelapa Gading jatuh dan mengakibatkan lima korban.
BACA JUGA :

    Kecelakaan Konstruksi Marak, Kadin Ingin Cari Solusi
    Siapa Bilang Pekerja Konstruksi Kita Tak Kompetitif!
    umat, Pemerintah Akan Beberkan Hasil Audit Kecelakaan Sejumlah Proyek

Saat ini, Erwin mengatakan bahwa masifnya proyek infrastruktur di Indonesia tidak sesuai dengan pertumbuhan sumber daya manusia di bidang konstruksi. Menurutnya, jumlah lulusan insinyur di dalam negeri masih belum mencukupi kebutuhan industri. Bahkan, banyak dari lulusan teknik sipil tersebut malah beralih ke pekerjaan lain karena dinilai lebih menjanjikan, seperti di perbankan.

“Kesimpulan yang bisa kita tarik adalah memperkuat pengawasan dan sertifikasi. Para pelaku dan mandor yang ada di lapangan harus ada sertifikasi, kalau ada yang belum bagaimana caranya mereka itu bisa tersertifikasi,” katanya saat membuka Focus Group Discussion  tentang Kecelakaan Konstruksi, di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (25/1/2018).

Erwin mengkhawatirkan karena sumber daya manusia (SDM) yang kurang, sedangkan proyek banyak, ada kecenderungan menggunakan SDM yang baru lulus atau bahkan anak magang untuk ditempatkan di proyek besar yang berisiko. Padahal belum ada bukti mereka sudah tersertifikasi pada bidangnya.

“Kita kekurangan SDM. Ditakutkan juga, misalnya, orang yang belum pantas jadi project manager, malah sudah naik level padahal dia belum cukup ahli untuk di sini. Kita terlambat mencetak engineer saat proyek infrastruktur tengah banyak begini,” katanya.

Annual Meetings IMF-World Bank tengah digelar di Bali selama 8-14 Oktober. Sebagai media partner, Bisnis.com akan melaporkan berbagai isu yang dibahas, ikuti perkembangan informasinya di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar